Tuesday, December 15, 2020

#6

People say, "Lighting don't strike the same place twice"

well baby, the lighting strike my heart, twice, brutally

with no acceptable reasons, no... with no reasons at all

and that's how the world works for me


facing the truth, head up, eyes opened and a big heart instead


melupakan semua yang terjadi ? Tidak... saya tidak akan melupakan mereka, tidak akan melupakan apa yang telah mereka perbuat, dan saya tidak akan mencari tahu, apa alasan mereka berbuat seperti itu...

saya hanya harus memaafkan diri sendiri, dan menyadari bahwa tidak semua bisa berjalan seperti yang terucap dalam do'a

semoga berkah untuk saya, semoga indah untuk mereka yang tidak menyadari bahwa mereka telah menyakiti hati orang lain...


Sunday, October 11, 2020

I Ruined It

Harus sadar diri, aku siapa, dia siapa, mereka siapa
Tidak semua mendapatkan hak dan kesempatan yang sama
Mungkin aku harus berjuang sampai titik terakhir untuk mendapatkan yang aku inginkan
Apakah akhirnya terkabul ? Belum Tentu ...
Bukan privilege aku
That little happiness must be paid with thousands tears

Kata-kata itu ada dan akan terus ada dalam benakku, seperti sugesti yag tak pernah hilang

Begitulah ... hidup dalam porsinya masing-masing..

NO BARGAINING

Monday, March 23, 2020

# 5


Kesempatan itu datang padaku, menjawab rasa penasaranku, menjawab semua pertanyaan-pertanyaanku pada Gusti Allah.

Tapi aku tidak boleh terbuai, kehadirannya hanya mampir saja bukan untuk selamanya. Karena dia ada untuk menghilangkan sejuta Tanya di otakku selama ini.

Dia datang dengan kebahagiaan, semua rasa terjawab sudah, rasa ragu menguap di udara.

Dan saatnya tiba, dia harus pamit dari hidupku, menyadarkan ku bahwa kami memang memiliki cinta tapi kami tidak dituliskan untuk bersama. Berandai-andai pun hanya membuat pilu. Jadi,  ya, aku harus merelakan semua…

Monday, February 10, 2020

#4

I’m taking myself back to last November…
Saat semuanya hanya dalam angan-angan, banyak pertanyaan berseliweran di otakku
Dan yang masih kuingat :
“Apakah ada seseorang yang mencintaiku sebegitunya, tidak pernah terlupa, terukir namaku dihatinya, dipikirannya. Selalu berharap bisa bertemu, bicara dan berjuta asa yang dia ingin wujudkan bersamaku”

Saat itu aku tertawa, karena menganggap semua itu hanya bualan mimpi…
“TIDAK ADA lelaki yang seperti itu kepadaku” jawabku lantang seolah menentang takdir
“Dan TIDAK AKAN PERNAH ADA..” lirihku pelan

Aku ada disini hanya sebagai pelengkap hidup orang-orang yang kebetulan mengenalku dan bersamaku. Ada ataupun tidak, nggak pengaruh sama sekali.

Sampai….

Malam itu, Tuhan memberikan jawaban yang tak kusangka, DIA ada, lelaki itu ada… perihal yang aku tertawakan itu ada nyata..

Dia yang selalu berharap akan aku, dia yang selalu menyimpan namaku di hatinya…

No Way…..

Tuhan, entah di beberapa do’a aku pintakan maafku dan aku ucapkan syukurku

2 bulan berselang, aku merasa diatas awan… dunia memanjakan aku dengan caranya sendiri

Sampai ….

Saat ini, keraguan yang ada di hatiku muncul, tidak seharusnya aku mendapatkan kebahagiaan ini, naif rasanya berharap semua ini ada dihadapanku. Perlahan, aku menyadari, This is too much.. terlalu tinggi untukku…
Terlalu muluk aku berkhayal, sesuatu yang bukan pada tempatku, bukan milikku

He’s not supposed to be this kind to me, He’s not supposed to exist for me…

Mencoba mengembalikan raga dan hatiku seperti November lalu, dan apa yang sudah terjadi biarlah tersimpan rapi…

Friday, January 31, 2020

#3


Lesson for today,
Allah memberikan segala sesuatu secara cukup, tidak kurang dan tidak akan lebih. Apa yang sudah menjadi hak nya, akan datang walaupun kadang manusia tidak bertahan lama menunggu.
----------------
Hari itu, kita hanya berjarak dua langkah, kau ada di belakangku. Aku berusaha menahan diri untuk tidak membalikkan badan menyapamu, aku penasaran, apakah Allah akan sedikit menggerakkan hatimu untuk ku, dan ternyata tidak. Kau berlalu begitu saja.
Damn… you were just two steps behind me, and you walked away..
Aku kecewa pada kenyataan, marah. Dan akhirnya letih sendiri, karena tidak ada apapun juga yang terjadi setelah itu.

Hari ini, kulihat kau disana, tak sengaja mata kita bertemu, tapi lalu kau acuh, sibuk dengan telfonmu. I sighed.. sudahlah.. ku berjalan ke arahmu, tanpa mengharap apapun.
Tiba-tiba, kau tutup telfonmu dan tersenyum ke arahku, kau diam disana menunggu aku datang. Kau ulurkan tangan menyalamiku… God.. trembling inside, ku sambut tanganmu, ku genggam erat tidak kulepas.. dan kau membiarkannya..
Senyum-mu ada disana buat aku, mata teduhmu melihatku, hanya padaku, sedikit percakapan untuk pengobat rindu… Tak sampai 10 menit, tapi aku merasa waktu berhenti saat itu.
Terima kasih, telah memberikan 10 menit mu untukku hari ini, sudah cukup memangkas galauku, cukup memberikan hembusan semangat untuk beberapa hari ke depan…
Thanks to you..
Thanks God

Tuesday, January 21, 2020

#2


“Sebenarnya selama ini aku selalu bertanya-tanya, kamu ada dimana, seperti apa kamu sekarang. Aku selalu menyempatkan lewat depan rumah orang-tuamu, sambil berharap tiba-tiba kamu muncul dan kita bertemu. Tapi itu tidak pernah terjadi. Sampai malam ini, admin menambahkan nomor telpon mu di WA grup ex sekolah kita, kamu nggak tau, rasanya hatiku berdebar sampai mau pecah. Dan akhirnya, muncul chat mu. Tidak tunggu lama, langsung kusapa dirimu… Dan Alhamdulillah, you still remember me…
“Aku tidak peduli yang lain, aku hanya perlu kamu, aku…. Bahagia” dan obrolan kita mengalir begitu saja.
Terlintas dalam benakku lagu Bryan Adams “When You Love Someone” aku jadikan status malam itu, dan kamu membacanya. Kuharap kau sadar, semua lirik di lagu itu adalah kamu, kamu dalam hatiku selama ini.
Dari status whatsApp-mu, tanpa bertanyapun aku tau kamu sudah bahagia, melihat dirimu saat ini, tersenyum, membuat aku …. Entahlah apa rasa ini.. aku bahagia melihatmu bahagia.
Mungkin perasaan dalam hati yang kupendam tak pernah akan terucap untukmu. Hanya berdoa agar kau tau dan menyimpannya rapi seperti yang selama ini aku lakukan.
Kau bahagia, aku bahagia.. walau tak bersama. Ini sudah cukup buat aku.

Story #12

Ternyata tidak menjadi siapa-siapa untuk orang lain lebih menenangkan hati, dicari hanya saat dibutuhkan, dianggap teman hanya saat memberi ...